Rabu, 17 Januari 2018

Ibu Hamil dan Vaksin. Aman Kok!

Kemarin ini Bunda pasti dengar ya difteri yang mewabah di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini bikin kita sangat khawatir, terutama yang punya anak kecil. Pun termasuk ibu hamil seperti saya. 

Sepanjang masa kehamilan, kondisi kesehatan ibu hamil sangat perlu dijaga. Dengan munculnya wabah difteri itu, kewaspadaan masyarakat akan vaksin mulai meningkat, termasuk para ibu hamil.

Tapi, apakah aman bagi ibu hamil melakukan vaksinasi? Vaksin apa saja yang dibutuhkan dan bisa diambil oleh ibu hamil?

Berikut ini adalah beberapa vaksin yang dianjurkan bagi ibu hamil. Saya ambil dari berbagai sumber.

1. TT (Tetanus Toxoid). Vaksin TT dilakukan untuk mencegah bayi dan sang ibu terkena tetanus dari proses persalinan yang tidak atau kurang higienis. Banyak rumah sakit besar yang mengklaim bahwa peralatan persalinan hanya digunakan satu kali, sehingga sudah tidak diperlukan vaksinasi TT pada ibu hamil yang menjalani proses persalinan di rumah sakit tersebut. Namun, tidak semua ibu hamil menjalani persalinan di rumah sakit besar, maka sebaiknya vaksinasi TT tetap dilakukan. Biasanya vaksin TT ini dilakukan 2 kali dimulai dari trimester ketiga dengan jeda 4 minggu. Akan tetapi, ada juga yang segera dilakukan sejak terdeteksi positif hamil.

2. TDAP (Kombinasi vaksin Tetanus, Difteria, Pertusis). Sama halnya dengan vaksin TT, vaksin ini juga aman dilakukan pada masa kehamilan, namun sangat dianjurkan dilakukan setelah trimester kedua.

3. Vaksin Influenza. Kondisi kesehatan ibu hamil sangat rentan tertular virus, terutama flu yang memang merupakan penyakit umum. Flu ringan relatif dapat disembuhkan dengan obat yang banyak beredar di pasaran. Akan tetapi, untuk ibu hamil tidak disarankan minum sembarang obat, tanpa konsultasi dengan dokter, karena efek obat pada masing-masing orang bisa berbeda. Nah, untuk mencegah tertularnya flu sepanjang kehamilan, ibu hamil bisa melakukan pencegahan dengan vaksin influenza ini.

4. Hepatitis B. Vaksin jenis ini hanya disarankan bagi ibu hamil yang kadar HbsAg dan Anti-Hbs-nya rendah atau negatif. Jika hasilnya tes darah kandungan tersebut positif, maka ibu hamil tidak perlu imunisasi.

5. Meningococcal atau vaksin pencegah penyakit meningitis atau radang selaput otak. Vaksin meningitis masih menjadi perdebatan saat ini untuk diberikan pada ibu hamil. Ada yang bilang boleh, ada juga yang melarang. Masa pemberian vaksin meningitis sebaiknya di trimester kedua dengan kondisi kesehatan yang fit untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Sebaiknya vaksin dilakukan hanya jika ibu hamil hendak melakukan perjalanan ke wilayah endemik.

Semua vaksin yang tergolong aman adalah vaksin yang diberikan dari virus mati atau tidak aktif. Ada baiknya untuk selalu konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi.

Itulah Bunda beberapa yang memang aman untuk ibu hamil dan ada satu lagi info penting bahwa ibu hamil juga harus dalam kondisi fit saat imunisasi.

2 komentar:

  1. Terima kasih, artikelnya sangat bermanfaat, Mbak...jadi banyak tahu sekarang soal vaksin..

    BalasHapus