Rabu, 07 Mei 2008

Lesson for all the women out there!

Marriage - Part I
Typical macho man married typical good-looking lady and after the wedding, he laid down the following rules: "I'll be home when I want, if I want and at what time I want and I don't expect any hassle from you. I expect a great dinner to be on table unless I tell you that I won't be home for dinner. I'll go hunting, fishing, boozing and card-playing when I want with my old buddies and don't you give me a hard time about it. Those are my rules. Any comments?" His new bride said, "No, that's fine with me. Just understand that there will be sex here at seven o'clock every night ......... whether you're here or not."

(DAMM SHE'S GOOD!)

Marriage (Part II)
Husband and wife had a bitter quarrel on the day of their 40th wedding anniversary! The husband yells, "When you die, I'm getting you a headstone that reads: "Here Lies My Wife - Cold As Ever " "Yeah?" she replies. "When you die, I'm getting you a headstone that reads: "Here Lies My Husband Stiff At Last"

(HE ASKED FOR IT!)

Marriage (Part III)
Husband (a doctor) and his wife are having a fight at the breakfast table. Husband gets up in a rage and says, "And you are no good in bed either," and storms out of the house. After sometime, he realizes he was nasty and decides to make amends and rings her up. She comes to the phone after many rings, and the irritated husband says, "what took you so long to answer the phone?" She says, "I was in bed." "In bed
this early, doing what?" "Getting a second opinion!"

(YEP, HE HAD THAT ONE COMING, TOO!)

Marriage (Part IV)
A man has six children and is very proud of his achievement. He is so proud of himself, that he starts calling his wife, "Mother of Six" in spite of her objections. One night, they go to a party. The man decides that it's time to go home and wants to find out if his wife is ready to leave as well. He shouts at the top of his voice, "Shall we go home 'Mother of Six?' His wife, irritated by her husband's lack of discretion, shouts right back, "Anytime you're ready, Father of Four."

(RIGHT ON, LADY!)

Marriage (Part V) The Silent Treatment
A man and his wife were having some problems at home and were giving each other the silent treatment. Suddenly, the man realized that the next day, he would need his wife to wake him at 5:00 AM for an early morning business flight. Not wanting to be the first to break the silence (and LOSE), he wrote on a piece of paper, "Please wake me at 5:00 AM." He left it where he knew she would find it. The next morning, the man awoke, only to discover it was 9:00 AM and he had missed his flight. Furious, he was about to go and see why his wife hadn't awakened him when he noticed a piece of paper by the bed. The message on the paper read, "It is 5:00 AM. Wake up."

Men are not equipped for these kinds of contests.

God may have created man before woman, but there is always a rough draft before the masterpiece.

SEND THIS TO SMART WOMEN WHO NEED A LAUGH AND TO MEN, IF YOU THINK THEY CAN HANDLE IT ;-)

Selasa, 06 Mei 2008

makhluk tercantik

Berikut kutipan post forum dari myquran.org :

1. Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia".

2. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

3. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.

4. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

5. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

6. Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.

7. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah dan orang yang takut akan Allah, akan haramkan api neraka ke atas tubuhnya.

8. Barangsiapa membawa hadiah, (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.

9. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

10. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.

11. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 lelaki yang soleh.

12. Aisyah berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya
terhadap wanita? Jawab rasulullah, "Suaminya. "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah, "Ibunya".

13. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut,burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya serta menjaga sembahyang dan puasanya.

15. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan
terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

16. Syurga itu di bawah tapak kaki ibu.

17. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Nabi s.a.w) di dalam syurga.

18. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga.

19. Daripada Aisyah r.a. Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

Dari sumber lain

Allah berfirman:
"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan."

"Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya."

"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh."

"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya."

"Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya."

"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahawa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadangkala menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu."

"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk dititiskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan bilapun ia perlukan."

"Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, susuk yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya.Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, kerana itulah pintu hatinya, tempat dimana cinta itu ada."

Dengan segala kelebihan tersebut, maka sudah pasti setiap perempuan adalah makhluk tercantik di muka bumi.

JILBAB Mengurangi Risiko KANKER

Saat ini, jilbab bukan lagi fenomena kelompok sosial tertentu, tetapi sudah menjadi fenomena seluruh lapisan masyarakat. Tidak sedikit jumlah artis, eksekutif, dan publik figur lainnya menggemari dan menggunakannya.

Beruntunglah Anda yang sudah mengenakan jilbab (veil), kerudung bagi wanita muslim ini tak hanya menunjukkan kerendahan hati dan kesopanan, tetapi juga melindungi
Anda dari penyakit mematikan.

Jilbab yang dikenal dengan beberapa istilah, seperti chador (Iran), pardeh (India dan Pakistan), milayat (Libya), abaya (Irak), charshaf (Turki), hijab (Mesir, Sudan, dan Yaman), dapat memperkecil risiko pemakainya terkena kanker tenggorokan dan hidung. Alasannya, jilbab mampu menyaring sejumlah virus yang suka mampir ke saluran pernapasan bagian atas.

Profesor Kamal Malaker asal Kanada, menyatakan wanita Arab Saudi - yang sebagian besar menutup wajahnya secara penuh- jarang sekali terserang virus epstein barr, yang menyebabkan kanker nasofaring. Bisa dikatakan jumlah penderita kanker jenis ini sangat rendah.

"Jilbab melindungi wanita dari infeksi saluran pernapasan bagian atas, " tulis Saudi Gazette, Jum’at (19/3), mengutip pernyataan Malaker, "Di Arab Saudi, jumlah wanita penderita kanker nasofaring sangat rendah dibandingkan laki-laki," lanjut Malaker.

"Kenyataan ini sungguh menarik, bagaimana pakaian adat yang begitu sederhana memiliki pengaruh begitu besar pada kehidupan manusia," ujar Malaker, kepala bidang
onkologi radiasi Rumah Sakit King Abdul Azis.

Kanker nasofaring merupakan kanker yang paling banyak diderita masyakarakat untuk jenis kanker Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Kepala Leher (KL).

Tingginya angka penderita kanker nasofaring terutama akibat keberadaan virus epstein barr yang hampir ada pada 90 persen masyarakat di negara berkembang. Jika virus tersebut ’terbangun’, maka dapat terjadi mutasi sel yang berujung pada kanker nasofaring.

Nasofaring merupakan saluran yang terletak di belakang hidung, tepatnya di atas rongga mulut. Gejala awal dari kanker nasofaring tersebut antara lain gejala pada telinga yang ditandai dengan dengingan terus-menerus pada telinga.

Di samping itu, sering disertai gejala pada hidung seperti pilek berkepanjangan yang disertai dengan darah, suara parau yang berkepanjangan, sering mimisan dan nyeri saat menelan.

Kanker nasofaring merupakan penyakit kanker keempat yang paling banyak menyerang penderita kanker di Indonesia. (zrp/Reuters)

Kuburan: Tempat Terkaya di Dunia

"Life is a daring adventure or nothing"Helen Keller

Saat anda membaca kata "kuburan" apa yang muncul dalam pikiran anda? Apakah anda akan langsung teringat orang-orang yang anda kasihi yang telah lebih dulu meninggalkan dunia ini? Atau anda teringat film tentang Drakula, Vampire, Kuntilanak, Forever Night, Simanis Jembatan Ancol, Pemburu Hantu, Dunia Lain, Suara Kubur, atau gambaran lain yang lebih menyeramkan? Atau mungkin yang muncul dalam
pikiran anda adalah gundukan tanah dengan batu nisan di ujungnya?

Bila saya mendengar kata kuburan maka yang muncul dalam pikiran saya adalah suatu tempat yang paling kaya di dunia ini.

Lho, kok bisa begitu? Benar, saya melihat gundukan tanah dan batu nisan yang bertuliskan nama, tanggal lahir – tanggal meninggal. Namun yang lebih saya perhatikan adalah garis kecil yang memisahkan tanggal lahir dan tanggal meninggal. Mengapa? Karena garis kecil inilah yang sebenarnya jauh lebih penting dari pada tanggal lahir atau tanggal meninggal seseorang. Garis kecil ini menggambarkan kehidupan yang telah dilalui seorang manusia, apa yang telah ia lakukan dalam hidupnya, apa yang ia lakukan dengan hidupnya, prestasi apa saja yang telah ia capai baik untuk dirinya sendiri, untuk keluarganya, untuk masyarakat, dan untuk umat manusia.

Garis kecil ini merupakan jawaban dari suatu pepatah bijak yang saya dengar bertahun-tahun lalu, yang masih sangat kuat mengiang di hati saya hingga saat ini, "God's gift to you is your life. What you do with your life is your gift back to God".

Mengapa saya mengatakan bahwa kuburan adalah tempat terkaya di dunia? Karena ada begitu banyak orang yang sebenarnya tidak hidup selama mereka hidup, hanya sekedar "ada" atau "exist", hingga mereka meninggal.

Lha, kalau mereka tidak hidup lalu apakah mereka telah meninggal? Bukan. Kebanyakan orang hanya sekedar "hidup – hidupan". Mengutip yang dikatakan Benjamin Franklin, "Most men die from the neck up at age 25 because they stop dreaming".

Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Benjamin Franklin. Dan saya ingin menambahkannya menjadi, "Most men die from the neck up at age 25 not because they stop dreaming but because they don't have the courage, passion ,commitment, and burning desire to pursue their worthwhile dreams while they are awake and alive".

Seorang guru spiritual pernah berkata, "Dalam hidup ada kehidupan. Kita harus menghidupkan kehidupan ini agar kita benar-benar hidup di dalam hidup kita, tidak sekedar hidup-hidupan. Setelah kita benar-benar hidup, mengerti hidup, mengapa kita hidup, dan untuk apa kita hidup, baru kita dapat membantu orang lain untuk menghidupkan kehidupan mereka sehingga mereka benar-benar hidup di dalam kehidupan mereka".

Kuburan adalah tempat terkaya di dunia karena ada begitu banyak orang yang meninggal dengan membawa impian-impian besar mereka yang belum terwujud, ke dalam kubur. Mereka menyimpan semua harapan dan impian mereka tanpa mampu, sempat, atau berani mewujudkan impian mereka. Ada banyak faktor yang menyebabkan orang tidak hidup sesuai dengan potensi mereka. Ada banyak pencuri impian yang berkeliaran di sekitar kita, yang senantiasa siap mencuri impian-impian kita.

Dalam berbagai kesempatan saya berinteraksi dengan orang, saya selalu melakukan survei kecil-kecilan. Apa yang saya tanyakan? Saya berusaha mencari tahu benang merah antara bidang pekerjaan atau karir yang mereka kerjakan sekarang dengan latar> belakang pendidikan formal atau bidang keunggulan mereka. Hasilnya? Selalu membuat hati saya sedih.

Hampir semua, saya ulangi hampir semua, orang yang saya temui ternyata melakukan pekerjaan yang berbeda atau tidak sejalan dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari saat masih kuliah. Ada sarjana arsitek atau teknik sipil yang jadi debt collector. Ada lulusan luar negeri yang buka depot atau catering. Ada sarjana teknik kimia yang jadi guru Play Group/TK. Ada sarjana teknik mesin yang jadi sales mobil atau agen asuransi dan masih banyak contoh lain.

Saya sering menjumpai orangtua dan orang tua yang berkata, "Coba dulu saya lakukan... pasti keadaan hidup saya berbeda", "Saya menyesal setelah kini sadar ternyata impian saya yang sesungguhnya adalah..." Apakah anda pernah bertemu dengan orang-orang seperti ini?

Saya juga sering bertemu dengan orang yang dulunya begitu bersemangat mengenai masa depan mereka, impian-impian mereka, dan hidup mereka, ternyata setelah sekian tahun kemudian, saya tidak lagi melihat passion atau gairah hidup yang dulu pernah ada di dalam diri mereka. Saat saya bertanya mengenai hal ini jawaban mereka biasanya, "Yah... kita harus realistis. Ekonomi sekarang lagi sulit. Dapat kerja atau bisa cari makan saja sudah syukur. Nggak usah macam-macam lah."

Setelah membaca cerita saya sejauh ini mungkin anda akan bertanya, "Kalau begitu Pak Adi pasti tidak termasuk orang-orang yang diceritakan di atas?" Anda salah. Saya juga termasuk orang yang pernah salah jurusan. Impian-impian saya sempat hampir padam. Namun saya bersyukur karena saya dapat segera sadar dan segera menyusun ulang program hidup saya. Saya juga pernah tersesat. Besar harapan saya, setelah anda membaca cerita saya, anda bisa saya sesatkan kembali ke jalan yang benar.

Lalu bagaimana caranya untuk bisa mengetahui impian kita yang sesungguhnya? Butuh waktu untuk melakukan perenungan mendalam. Impian hidup hanya bisa ditemukan melalui serangkaian proses perjalanan pencarian ke dalam diri (inner journey). Impian ini hanya bisa didapatkan bila kita sungguh-sungguh bangun, sadar, dan mencarinya secara sadar. Impian setiap orang berbeda. Namun bila impian itu berasal dari lubuk hati terdalam, maka esensi setiap impian hidup pasti akan sama dan sangat mulia. Karena impian bersifat sangat pribadi maka saya tidak akan membahasnya dalam artikel ini. Yang akan saya bahas adalah potensi diri atau bidang keunggulan kita.

Setelah menemukan impian hidup barulah kita menentukan strategi untuk mencapainya. Untuk itu, kita perlu mengenal potensi diri. Yang saya maksudkan dengan potensi diri adalah kekuatan atau bidang keunggulan kita. Untuk menemukan bidang keunggulan atau potensi diri yang sesungguhnya maka kita perlu, untuk sementara waktu, melupakan semua pendidikan formal yang pernah kita jalani. Lakukan analisa diri dengan cermat dan jujur.

Bidang pekerjaan yang kita lakukan saat ini belum tentu sejalan dengan potensi diri yang menjadi keunggulan kita. Lalu bagaimana caranya untuk mengetahui bidang keunggulan kita? Kawan karib saya, Paulus Winarto, memberikan resepnya dengan sangat gamblang, seperti yang saya kutip di bawah ini:

1. Kita menyukai pekerjaan/aktivitas tersebut
2. Kita mau melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut meski tidak dibayar
3. Kita merasakan mudah melakukannya sedangkan orang lain merasa sulit
4. Semakin sering kita melakukannya maka semakin baik kita dalam bidang ini
5. Kita sering dipuji orang karena melakukannya (pekerjaan ini mampu kita lakukan dengan baik)
6. Kita selalu bersemangat saat membicarakan pekerjaan/aktivitas tersebut
7. Kita selalu bersemangat dan memiliki energi yang besar saat melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut
8. Kita sering lupa waktu saat melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut
9. Kita merasa puas ketika melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut
10. Kita merasa bangga saat melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut
11. Kita mudah mempengaruhi orang dalam bidang pekerjaan/aktivitas tersebut

Ada seorang kawan saya yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi namun bekerja di bagian purcashing/pembelian. Saat ditanya apa pelajaran favoritnya saat di SMA ia menjawab, "Saya sangat suka bahasa Inggris. Saya selalu mendapat nilai sangat tinggi dalam bidang studi ini." Saat ditanya mengapa ia memilih jurusan akuntansi, ia menjawab, "Saya ambil jurusan akuntansi karena dulu saya pikir jurusan ini menjanjikan masa depan yang baik. Hasil tes minat dan bakat saya sebenarnya lebih condong ke aspek bahasa."

Kisah lainnya adalah tentang kawan saya, Lina. Kawan saya ini telah menggeluti dunia desain pakaian selama lebih dari 15 tahun. Ia selalu berkata bahwa passion-nya adalah di dunia mode. Benarkah demikian? Ternyata kalau saya cek dengan 11 kriteria di atas maka dunia mode bukanlah bidang keunggulannya. Mengapa? Karena selama lebih dari 15 tahun dia tidak berkembang. Semakin banyak job yang ia dapatkan maka semakin stres dirinya. Bahkan sampai jatuh sakit. Saya menyarankan ia untuk beralih profesi dengan mengembangkan diri sejalan dengan bidang keunggulannya. Kembali Lina beralasan bahwa dunia mode adalah dunianya. Di samping itu semua kawannya sudah mengenal dirinya sebagai desainer pakaian. Sayang kalau harus meninggalkan dunia ini karena sudah digeluti lebih dari 15 tahun.

Lalu, siapakah orang yang "menyesatkan" kita sehingga kita melakukan pekerjaan yang bukan bidang keunggulan kita? Bisa lingkungan, bisa orangtua, bisa pihak sekolah, bisa siapa saja. Mereka adalah orang yang sebenarnya bertujuan baik namun masih menggunakan paradigma lama. Hal ini akan membuat seorang anak tumbuh dewasa tanpa mampu atau sempat mengembangkan potensi mereka yang sesungguhnya.

Sering kali bidang keunggulan seseorang "dibelokkan" oleh orangtua, teman, guru, atau orang yang dipandang mempunyai otoritas sehingga seorang anak, yang nantinya akan menjadi pribadi dewasa, akhirnya yakin dan mengembangkan diri tidak sejalan dengan potensinya yang sesungguhnya.

Kawan saya, Ariesandi Setyono, lima tahun lalu, pernah membantu seorang anak SMU, sebut saja Agus, untuk menemukan bidang keunggulannya. Agus berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya terkena stroke dan ibunya kerja serabutan untuk menghidupi keluarganya. Agus adalah anak laki paling besar yang diharapkan menjadi tulang punggung keluarganya. Saat Aries bertanya, "Apa hobi atau kegiatan yang sangat suka kamu lakukan?" "Saya sangat suka merangkai bunga," jawab Agus cepat. "Ok, kalau begitu, karena orangtuamu tidak akan mampu membiayai kamu kuliah, maka sebaiknya kamu belajar di Florist dan mendalami hobimu untuk dijadikan sumber uang," jelas Aries.

Agus benar-benar menjalankan apa yang Aries sarankan. Agus tidak kuliah dan begitu tamat SMU, dengan meminjam uang dari ibunya, langsung belajar merangkai bunga di sebuah Florist terkenal di Surabaya. Hasilnya? Tahun lalu, saat Agus masih berusia 23 tahun, ia telah berhasil membeli satu unit ruko di lokasi yang strategis seharga Rp650 juta tunai. Ia juga mampu membeli mobil baru, seharga lebih dari Rp100 juta, secara tunai. Yang paling penting adalah ia mampu menjadi tulang punggung keluarganya dalam hal finansial.

Anda pasti bertanya bagaimana si Agus ini kok bisa begitu berhasil? Ternyata dari hobinya merangkai bunga Agus kemudian "melarikan" kecakapannya ini ke bidang wedding decoration. Hebatnya lagi Agus membidik segmen pasar kelas atas yaitu hanya menerima dekor pengantin di hotel bintang lima. Apa yang Agus lakukan pasti akan sangat maksimal karena usahanya dilakukan sejalan dengan bidang keunggulannya. Kabar terakhir yang kami dengar tentang Agus yaitu jadwalnya untuk setahun sudah penuh. Ck..ck...ck...luar biasa anak muda ini.

Bagaimana dengan anda, para pembaca yang budiman? Apakah anda sudah mengembangkan potensi anda yang sesungguhnya? Apakah anda selama ini hanya menjalani rutinitas pekerjaan yang bukan di bidang keunggulan anda?

Sumber: Kuburan: Tempat Terkaya di Dunia oleh Adi W. Gunawan, lebih dikenal sebagai Re-Educator and Mind Navigator, adalah pembicara publik dan trainer yang telah berbicara di berbagai kota besar di dalam dan luar negeri. Ia telah menulis best seller Born to be a Genius, Genius Learning Strategy, Manage Your Mind for Success, Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan ?, dan Hypnosis – The Art of Subcsoncsious Communication.

Senin, 05 Mei 2008

Tiga Menguak Stres

Sumber: Koran Tempo - Rabu, 01 Maret 2006

Meditasi, berhubungan seks, dan tertawa mujarab untuk mengusir stres.

Menjadi distributor produk perlengkapan rumah tangga bukanlah cita-cita Anita Hasril. Namun, kenyataan bicara lain. Melalui pekerjaan itu, ia justru mendapatkan kepuasan lahir dan batin. Tak sekadar materi yang ia kantongi. Dengan bertemu orang berbagai karakter, ibu satu putri ini mengaku mendapat banyak pengalaman, termasuk stres dikejar target.

"Kalau sudah akhir bulan, waktunya menghitung target, saya stres berat. Kerjaan saya memotivasi orang agar bisa menjual lebih baik," ujar kepala distributor wilayah ini. Dengan berbekal rasa ingin tahu bagaimana mengatasi stress, Anita bersama putrinya, Taurisna, berusaha mencari tahu seputar teknik mengolah stres. Beruntunglah mereka bertemu dengan konsultan manajemen stres, Lianny Hendranata, dalam seminar minggu lalu.

Menurut Lianny, stres adalah perasaan tegang yang diakibatkan oleh stressor. Penyebab stres bermacam-macam. Di antaranya intensitas perasaan yang ketat, peningkatan volume kerja, beban tanggung jawab yang lebih berat, target kerja yang meroket, atau lingkungan kerja yang berubah. "Tak ketinggalan, masalah dalam rumah tangga, baik dengan pasangan maupun anak, bisa memicu stres," kata Lianny.

Tanpa disadari oleh penderita stres, jika ketegangan dalam tubuh terus mereka pelihara, dikhawatirkan mereka akan mencapai puncak stres, yakni depresi. Jika
sampai pada titik ini, penderita stres akan mengalami gangguan perasaan yang berimbas pada kelainan perilaku, seperti murung, cemas, sedih, atau kehilangan semangat hidup, termasuk hilangnya gairah melakukan hubungan intim suami-istri.

Untuk mengatasi stres, menurut dia, syaratnya mudah. Cukup membuat tubuh dan pikiran Anda menjadi lebih rileks sehingga ketegangan menguap dan Anda bisa kembali menikmati hidup. Intinya, istirahatkan alat cerna, alat gerak, dan nalar Anda sehingga bisa mencapai keseimbangan tubuh.

"Rasa santai dalam tubuh dan otak akan membuat gelombang otak mencapai irama santai," kata perempuan yang sembuh dari penyakit kanker stadium empat ini. Karena saat melakukan kegiatan fisik yang membutuhkan konsentrasi tinggi, gelombang listrik di otak pun meningkat. Namun, dengan melakukan meditasi, gelombang listrik dalam otak mengalami penurunan.

Tak hanya meditasi yang bisa menghilangkan rasa tegang. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres, seperti berolahraga, menghibur diri, bahkan berhubungan seks dengan pasangan. Karena selain bertujuan untuk memperoleh keturunan, seks berfungsi sebagai rekreasi. "Jika berhubungan seks, apalagi
mencapai orgasme, Anda akan merasa sangat rileks. Dan itu baik untuk mengelola stres," kata Lianny.

Senada dengan Lianny, master reiki Armand Archisaputra menjelaskan bahwa stres berasal dari tekanan hidup yang semakin mengimpit sehingga diperlukan pelepasan
untuk melonggarkan dada. Salah satu caranya dengan melakukan terapi tawa.

Menurut pelatih terapi tawa ini, tertawa jauh lebih baik daripada marah, sedih, tegang, cemas, dan takut. Dengan bersedih, emosi yang tercipta akan terakumulasi
sehingga memproduksi unsur-unsur buruk bagi tubuh, seperti adrenalin, radikal bebas, asam laktat, dan asam lambung. "Jika terus menumpuk, unsur-unsur negatif ini akan menjadi racun yang memicu stres dan menghancurkan metabolisme tubuh," ujar Armand.

Di saat seseorang tertawa lepas, akan terjadi proses psikologis dan biologis yang serba positif. Misalnya, pembuluh darah melebar, paru-paru menjadi lebar, dan
oksigen yang terhirup akan semakin bertambah kapasitasnya. Jika ini yang terjadi, sel-sel tubuh akan memperoleh nutrisi lebih banyak dan akibatnya sistem kekebalan tubuh pun meningkat.

Jadi kini tak perlu risau lagi bukan jika Anda mengalami stres? Cukup bermeditasi, berhubungan seks, dan tertawa lepas. Maka ketegangan pun akan segera lenyap. DA CANDRANINGRUM

Mengelola Prioritas Pada yang Penting

Ada sebuah cerita tentang seorang ibu muda. Dia adalah ibu dari dua orang anak, satu masih usia balita sementara yang satu menjelang lulus SD. Suami si ibu ini, karena tuntutan pekerjaannya, membuatnya bekerja tidak kenal waktu. Hampir selalu sang suami
harus berangkat pagi-pagi sekali, dan pulang di malam hari, bahkan sesekali waktu sampai lewat tengah malam.

Apa yang dialami ibu muda ini memang tidaklah mudah. Sementara dia sendiri berprofesi sebagai part-timer di sebuah perusahaan kosmetik, yang harus meluangkan waktu paling tidak enam jam sehari untuk bekerja melakukan konsultasi dan demo kecantikan. Yang menarik adalah bagaimana sang ibu ini berusaha mengelola kehidupan
rumah tangganya, terutama dalam hal bagaimana dia melakukan fungsi kepemimpinan
terhadap kedua pembantu rumah tangganya.

Pembagian tugas kedua pembantu ini saya pikir sudah cukup jelas. Salah satu pembantu bertugas seperti layaknya baby-sitter bagi kedua anaknya yang harus memenuhi kebutuhan si anak baik si kecil yang berumur empat tahun dan si besar di sekolah dasar. Sementara pembantu satunya lagi bertugas seperti fungsi housekeeping,
mencuci, setrika, bersih-bersih rumah, memasak, dan sebagainya.

Ritual yang terjadi secara keseharian adalah, sejak bangun tidur di pagi hari, si ibu selalu saja memberikan order ini-itu kepada kedua pembantunya, terkadang dengan setengah berteriak. "Si kecil dimandiin dulu, Tiii…", teriaknya kepada Siti (bukan nama sebenarnya), sang pembantu satu. "Abis itu jangan lupa siapkan baju sekolah dan sarapan untuk si besar…", lanjut si ibu kemudian. Belum juga selesai pekerjaan pertama si ibu sambil bermake-up di depan kaca berteriak kembali kepada Siti: "Jangan lupa si kecil diminumin vitamin sesudah disuapin makan nanti…"

Sementara kepada pembantu dua juga tak kalah serunya. "Nem, kalo nyuci jangan lupa disendirikan dulu, pakaian si kecil jangan dicampur dan musti didahulukan di mesin cucinya…!", teriak si ibu sambil sarapan pagi kepada si Inem (juga bukan nama
sebenarnya) pembantu dua. "Nanti jangan lupa belanjanya juga musti banyak sayurnya, yaa…, daging terus tiap hari juga nggak baik..", tambah si ibu.

Belum lagi hal-hal detail lain yang selalu saja si ibu sampaikan berulang-ulang setiap hari. "Ini setrika sepreinya kurang rapi..!", "Kok maemnya si kecil terlalu banyak kuahnya..", atau pernah juga terdengar teriakan si ibu, "Siti, kamu sekali-sekali juga harus bisa ngajari mengenalkan huruf angka buat si kecil…"

Begitulah si ibu dalam upaya memimpin kedua pembantunya, setiap hari berisi perintah `lakukan ini' – `lakukan itu', `jangan begini', `harus begitu'. Dan itu berlangsung terus menerus setiap hari, bahkan perintah yang sama bisa terdengar berulang-ulang
disampaikan setiap harinya. Tidak heran bahwa kemudian ibu ini termasuk yang sering berganti-ganti pembantu. Pembantu terlama yang paling betah melayaninya hanya berkisar satu setengah tahun. Sementara rekor tersingkat pernah terjadi seorang
pembantu hanya bertahan selama sebulan kemudian keluar tidak kuat menjalaninya.

Si ibu ini bisa jadi telah mencoba mendefinisikan secara jelas misinya, terutama dalam peran sebagai seorang ibu bagi anak-anak nya, dan istri bagi suaminya. Bisa jadi secara gamblang telah berupaya menuliskan misinya, hasil akhir dari tujuan peran yang diembannya. Secara imajiner, mungkin saya bisa mencoba untuk memperkirakan bahwa misinya adalah bisa memberikan sesuatu yang terbaik sebagai ibu bagi anaknya dan sebagai istri bagi suaminya.

Hanya saja, memiliki misi yang terdefinisi secara jelas tidak lah cukup. Sebuah misi yang berusaha menggambarkan secara jelas `hasil akhir' dari setiap peran kita, haruslah kemudian di-ejawantah-kan pada `day to day activity', yang membuat kita harus memilih mana yang harus saya kerjakan dahulu, mana yang harus saya dahulukan, mana yang penting berdasarkan misi saya, bisa memilah mana yang sepertinya
penting tapi sebenarnya tidaklah begitu penting, mana yang harus segera diselesaikan karena kondisi genting tapi sebenarnya tidaklah begitu penting.

`Day to day activity' ini pun kita harus selalu selaraskan dengan nilai-nilai dan prinsip yang sesuai dengan paradigma kita sesuai dengan tingkat kepekaan kita memahami hukum alam. Bisa kita pilah mana-mana yang bisa kita kelompokkan sebagai lingkaran pengaruh kita –something that we can do about it- atau bukan. Bukan
sekedar melakukan `day to day activity' yang bersifat ikut-ikutan, `karena
kebanyakan orang begitu', didasari oleh rasa gengsi, ego yang berlebihan, sikap yang berusaha untuk mengedepankan status, dan sebagainya.

Secara logika, diujung pengertiannya, dalam mengejawantahkan misi kita, haruslah diwujudkan kepada `day to day activity' yang berupaya untuk memprioritaskan yang penting harus dilakukan, dan semua itu harus dilakukan sesuai nilai-nilai yang diyakini, yang selalu dikonfirmasikan dengan prinsip sesuai pemahaman kita
akan hukum alam.

Seperti yang diungkapkan Stephen Covey dalam bukunya pada salah satu alenianya, yang bagi saya sangat memberikan `pencerahan' yaitu : "I see many parents, particularly mothers with small children, often frustated in their desire to accomplish a lot because all they seem to do is meet the needs of little children all day. Remember,
frustation is a function of our expectation, and our expectations are often a reflection of a social mirror rather than our own values and priorities."

Dan wajar bila saja kita tidak mungkin melakukan itu semua secara sendiri, itulah kemudian muncul pengertian bagaimana kita secara efektif juga bisa mendelegasikan `day to day activity' kita itu kepada orang lain.

Contoh kisah si ibu di awal cerita saya ini, saya pikir adalah sebuah contoh klasik dimana ketika misi dapat terdefinisi dengan jelas pun, pengejawantahan untuk mengutamakan hal yang penting dalam `day to day activity' tidaklah selalu mudah. Apalagi kalau dalam kegiatan tersebut kita harus melibatkan orang lain. Baik
seperti contoh peran si ibu terhadap kedua pembantunya. Mungkin juga orang
tua kepada anak-anaknya. Pada sesama rekan kerja. Pada orang-orang di sekitar kita di lingkungan kehidupan kita.

Bisa kita coba kupas disini, pertama adalah si ibu ini mungkin belum berhasil dalam tahapan memilah mana-mana yang sebaiknya diprioritaskan sebagai hal yang penting. Ketika si ibu selalu meneriakkan berulang-ulang kata-kata pada porsi yang sama
seperti : "Jangan lupa meminumkan vitamin pada si kecil", "Setrikaannya kurang rapi", "Si kecil jangan lama-lama mandiinnya", "Si besar makannya suruh di meja makan, jangan sambil jalan-jalan.."Nge-pel lantainya jangan terlalu basah…". Seolah-olah memberikan pengertian bahwa si ibu ini menganggap semua hal di atas adalah sama pentingnya.

Lebih buruknya lagi, bagi si pembantu, sang penerima delegasi, akan melihat semua hal tersebut sama pentingnya. Sehingga ketika seolah-olah semua hal menjadi penting, bisa jadi tidak akan ada lagi prioritas. Dan bagi si anak, yang setiap hari juga
mendengar teriakan-teriakan si ibu pada pembantunya, akan melihat bahwa hal itu bisa
mengkaburkan arti mana prioritas bagi yang penting, juga akan melihat apa yang dilakukan ibunya adalah sesuatu yang wajar. Si anak pun akan belajar bila menginginkan sesuatu tinggal teriak pada sang pembantu.

Yang kedua, sebenarnya kalau direnungi ada hal lagi yang penting yang harus menjadi prioritas atas apa yang dilakukan si ibu pada kedua pembantunya, yaitu upaya untuk memberdayakan kedua pembantu tersebut. Bisa jadi memang teriakan-teriakan yang dilakukan si ibu kepada kedua pembantunya adalah dalam upayanya untuk memberdayakan
mereka. Inilah mengapa dalam kita mendahulukan yang prioritas harus juga selalu
menyelaraskan dengan nilai-nilai yang kemudian selalu di- "challenge" dengan prinsip atas kepekaan kita terhadap hukum alam.

Pengertian prinsip pada kasus ini, karena pada dasarnya pembantu rumah tangga adalah juga manusia, bukan robot. Manusia yang juga memiliki perasaan, emosi, kebutuhan atas pengakuan, mampu menjalani proses belajar dan pemberdayaan, membutuhkan rasa
percaya diri dan sebagainya.

Sedang yang ketiga adalah mungkin seperti yang dikhawatirkan Stephen Covey, bahwa ekspektasi si ibu lebih kepada social mirror, sehingga pengertian tahapan prioritas menjadi `terganggu' karena hal ini. Si ibu mungkin melakukan itu semua dalam upaya akan status-nya tetap sebagai majikan, dan kata perintah adalah yang dilakukan oleh seorang majikan. Sehingga selalu beranggapan pembantu akan selalu dalam segala hal tidak lebih pintar dari majikannya.

Tapi bagaimana pun juga situasi si ibu ini tidaklah mudah, terutama untuk melihat bahwa yang penting memanglah yang penting…

Sumber: Mengelola Prioritas Pada yang Penting oleh Pitoyo Amrih

TOP 10 Kota Neraka Di Dunia

sedikit berbagi aja mengenai data-data yang buat gw lumayan menarik. walau amat miris.

------------ --------- --------- ---

Number 10
Baghdad , Iraq
Type of hell : Conflict

Sangat mengejutkan bahwa penerbangan yang murah memenuhi akhir pekan ke Baghdad .
Kota yang rusak parah karena perang dalam masanya Saddam Husein.
Semenjak invasi U.S, pencurian, penculikan dan kejahatan seksual dan pembantaian pasukan terjadi dimana mana.
Sebagaian besar jalan di kota ini sudah menjadi padang rumput yang luas.

Number 9
Dhaka , Bangladesh
Type of Hell: Pollution

Kota yang terkenal banyak retaknya, adalah Dhaka , no.9 dalam 10 Neraka di Dunia dalam hitungan mundur.
Disamping ketidak stabilan politik, tekanan militer dan kekacauan akibat peperangan dan bencana alam, Ibukota Bangladesh ini menghadapi krisis yang berlebih dengan tingkat polusi tertinggi.
Industri yang memenuhi kota ini membawa dampak buruk bagi lingkungannya, secara terus menerus 9.7 juta tons sampah dibuang melalui sungai di kota tiap tahunnya.

Number 8
Yakutsk , Russia
Type of hell: Environmental extreme

Tempat paling dingin di bumi, seringkali suhu disini jatuh pada -58 derajat Fahrenheit, dan jika itu terjadi, anak-anak terpaksa libur dari sekolah.
Kabut yang tebal hanya bisa membuat mata anda memandang tidak lebih dari 10 m kedepan.

Number 7
Mogadhisu, East Africa
Type of hell : Lawlessness

Kota dimana hirarki adalah selamanya di negoisasi.
Di tahun 1992 pemberontakan terjadi dimana mana dengan ribuan kasus dan musim kemarau yang panjang serta kelaparan di tiap wilayah. MOgadishu , tentu saja tidak akan anda temukan pada brosur liburan anda.

Number 6
Chernobyl , Ukraine
Type of hell: Radiation

Jika anda tidak pernah mendengar Chernobyl , kota yang terhukum, mungkin anda tidak mau tinggal disana karena bahaya radiasi selama dekade terakhir ini.
Ledakan nuklir pada tahun 1986 telah menghancurkan dan mengkontaminasi semua mahluk organik di tempat ini.

Number 5
Oklahoma City , United States
Type of hell: Natural disasters

Waktu yang buruk berkunjung kesini adalah saat bulan Maret sampai Agustus, cuaca yang tidak bisa diprediksi, ini adalah kota dengan bencana tornado terbanyak di U.S, hingga membuat kota ini tampak seperti film The Day After Tomorrow.

Number 4
Pyongyang , North Korea
Type of hell: Oppression

Kota yang penuh dengan tekanan, kota ini hanya memlikiki satu chanel tv dan stasiun radio yang dikuasai oleh pemerintah.
Untuk pergi keluar kota saja tiap orang harus meminta ijin dulu. Intinya anda akan merasa puas jika sudah pergi dari kota ini.

Number 3
Bujumbura , Republic of Burundi
Type of hell: Corruption

Dengan angka pendapatan perkapita terendah, negara ini menjadi negara paling miskin di planet.
Dan yang menakutkan sering terjadi pembunuhan pada para pemimpin politik, tak ada satu tempat pun yang cocok dijadikan sebagai bulan madu di sini.

Number 2
Linfen , China
Type of hell: Darkness.

Kota terbesar penduduknya versi majalah Time, sangat sayup dan gelap yang menjadikan kota ini seperti neraka.
Udara disini penuh dengan polusi batubara, dan jalan yang sangat padat akan emisi.
Anda harus menjauh, walaupun anda telah memakai masker, karena itu tidak bisa menyelamatkanmu, menjauhlah dan jangan pernah kembali ke kota ini.

Number 1
Port Moresby , Papua New Guinea
Type of hell: Disease

Lebih dari 115 penderita HIV muncul tiap bulannya, kota ini menjadi top list tempat terburuk untuk tinggal di dunia, berdasarkan voting intelegen ekonomi pada tahun 2004.
Populasi bertambah banyak tidak terkontrol disini, kasus pemerkosaan, pencurian mencapai angka tertinggi 23 kali lipat dari London.
Terdapat Geng yang terkenal yang telah berhasil mencuri uang di bank dengan senapan M16. jika anda tak berhasil mencari souvenir disini, jangan kuatir karena setiba dirumah anda akan mendapatkan souvenir penyakit yang telah anda bawa bersama tubuh anda.

Diriku dan dirinya

Pagi menyapa tatkala ku masih terluka. Aku menapaki hari demi asa yang tak seberapa. Berapa lama lagi kujalani masa ini hanya dengan asa. Bilakah aku dapatkan kepastian akan tujuan ku melangkah.

Jika kau tanya padaku saat ini, detik ini, tepat pada degup jantung ini, apakah aku senang dengan keadaan ini. Tentu aku akan jawab satu degup kemudian dengan jawaban mantap dan pasti. Tapi tahukah kau lima degup kemudian, hatiku kan berteriak. Tak lagi berbisik. Sudah lepas waktunya hati berbisik. Dia kini berteriak. Menjerit menyangkal. Tidak, hatiku tak senang. Amat sangat tidak senang. Bagaimana bisa hatiku senang padahal keinginannya tak terpenuhi.

Jangan kau tanya bagaimana aku bisa berdiri dengan dua belah pihak bagian diriku bertentangan. Aku tak tahu jawabannya. Takkan pernah tahu karena aku tak tahu dimana harus kukais jawaban itu.

Logika ku puas dengan kenyataan aku dan dirinya. Keadaan yang tanpa dipaksakan bersinggungan dengan nikmatnya. Awan dan kupu-kupu menari mengiringi. Senyumku tak sanggup kutahan karena ku bahagia. Walau hanya satu menit ku bersamanya. Aku pantas bersyukur dengan itu. Hanya dengan itu.

Lantas haruskah hatiku mengalah dari logika ku? Kami berdua sama-sama bodoh. Dengan mengabaikan perasaan, apalah namanya kalau bukan dua manusia yang sama-sama bodoh??