Jumat, 26 Januari 2018

Mana yang Lebih Simpel: Seragam atau Pakaian Bebas Untuk Kerja?

Hampir setiap hari, saya pasti melontarkan pertanyaan pada suami saya mengenai pakaian apa yang bisa saya gunakan hari itu. Meskipun sebenarnya pertanyaan tersebut lebih bersifat retoris, suami saya tetap sabar menjawab, “pakai yang ada saja.” Akan tetapi, jawaban itu hanya terucap beberapa kali, selebihnya dia diam saja. Tahu benar bahwa memang pertanyaan itu tak perlu dijawab.

Adegan seperti itu tidak pernah terjadi sebelum saya pindah ke kantor yang sekarang. Tempat saya bekerja sebelumnya mewajibkan karyawannya untuk mengenakan seragam yang disediakan oleh perusahaan, dengan dresscode yang berbeda setiap harinya. Tanpa harus pusing memilih pakaian, saya pun hanya mengikuti aturan dalam berpakaian setiap harinya. Sama halnya dengan suami, dia pun tidak perlu repot-repot menentukan, sudah ada aturan seragam yang akan dipakai. Seringkali aturan ini cukup membosankan, terutama bagi perempuan stylist – bukan saya maksudnya. Setiap hari pakai seragam yang itu-itu saja tanpa ada kebebasan mix-and-match.

Namun sekarang, saya bekerja pada perusahaan yang tidak memberlakukan prosedur seragam kerja. Alhasil, saya perlu mempersiapkan apa yang akan dipakai hari itu. Karena tidak ada aturan khusus, maka saya bebas saja menggunakan pakaian apapun setiap harinya. Akan tetapi, tidak semudah itu kenyataannya. Setiap pagi saya pasti membutuhkan waktu lebih lama menentukan setelan apa yang akan dipakai. Atasan ini dengan bawahan itu, belum lagi jilbab yang sesuai dengan setelan.

Saking seringnya saya galau akan pilihan baju ini, suami saya menyarankan untuk menerapkan aturan seragam seperti sebelumnya, hanya saja dengan jenis pakaian yang saya punya. Semisal, hari Senin waktunya warna merah, Selasa warna lainnya, Rabu bisa gunakan rok, dan seterusnya. Suatu waktu dia malah menyarankan untuk menyesuaikan dengan seragam kantornya. Jadi, dengan cepat saya bisa menentukan pilihan setelan mana yang akan dipakai.

Dengan percobaan beberapa kali, saya mendapati hal ini lebih mudah, dan tentunya menghemat waktu di pagi hari. Saya hanya perlu menentukan jenis ‘seragam’ yang akan digunakan dan memilih pakaian yang sesuai. Jika sedang bosan dengan metode ‘seragam’ ini, saya bisa kembali bebas memilih pakaian apa saja yang ingin dipakai.


Dari pengalaman di dua tipe perusahaan itu, saya mendapati bahwa lebih simpel jika kita bekerja dengan mengenakan seragam. Kita tidak perlu pusing dalam menentukan jenis pakaian setiap harinya. Pengeluaran akan pakaian kerjapun berkurang. Kamu punya pendapat yang sama atau berbeda?


Kamis, 25 Januari 2018

Siapa Butuh Kulit Lebih Putih?


Kamu sadar nggak kalau iklan yang banyak beredar di media terkait produk perawatan kulit itu lebih banyak yang menonjolkan efek pemutihan kulit? Dari mulai pembersih wajah, krim wajah, tabir surya, bahkan losion untuk tubuh. Meskipun pada dasarnya orang Indonesia, ya kita-kita ini, cenderung berkulit sawo matang dan bukan putih, tetapi standar kecantikan yang ditonjolkan iklan-iklan itu malah model-model berkulit putih cerah.

Alhasil, bukan sedikit dari kita yang termakan efek promosi tersebut dan berusaha keras untuk menjadikan kulit menjadi lebih putih. Pertanyaannya sekarang: bisa nggak sih kulit kita jadi lebih putih lagi? Lantas, muncul lagi pertanyaan lanjutan: perlukah kita memutihkan kulit?

Untuk pertanyaan pertama, kita bisa melakukan beberapa hal guna menjadikan kulit kita tampak lebih putih, dengan pertimbangan beberapa faktor ini: 

1. Faktor genetis
Warna kulit adalah salah satu hal yang diturunkan secara genetis dan sangat sulit diubah. Jika orangtua kamu mempunyai kulit yang tidak putih atau biasa kita sebut contohnya sawo matang, maka jelas besar kemungkinan kamu juga akan berkulit seperti itu. Untuk dapat mengubah warna menjadi lebih putih akan sangat sulit dilakukan. Batas maksimal putihnya kulit kita bisa dilihat pada bagian yang tidak pernah atau jarang terpapar matahari, contohnya paha dan bagian lengan atas. Dengan bantuan dokter kulit atau produk pemutih yang aman, maka kita bisa membuat kulit menjadi lebih putih sebatas pada putihnya bagian yang selalu tertutup itu.

2. Gaya hidup
Pola makan, pola tidur, jenis makanan yang biasa dikonsumsi, dan kebiasaan membersihkan wajah dan tubuh juga berpengaruh pada warna kulit. Kecenderungan yang terjadi terkait dengan gaya hidup ini adalah kesehatan kulit menjadi tidak terjaga, sehingga warna terlihat lebih gelap dan kusam. Dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, maka pasti kulit wajah dan tubuh dapat menjadi lebih putih dari sebelumya.

3. Aktivitas harian
Kamu bekerja di luar ruangan dengan intensitas terpapar matahari yang tinggi? Bukan tidak mungkin kulit kamu akan menjadi lebih gelap dari sebenarnya. Penggunaan tabir surya bisa menjadi alternatif pencegahan berubahnya warna kulit. Tabir surya berfungsi untuk melindungi kulit kita dari sinar ultraviolet yang bisa memicu produksi melanin, yakni pigmen penentu warna kulit, faktor yang membuat kulit menjadi gelap. Selain itu, sinar ultraviolet juga dapat mengakibatkan kulit kita terbakar, menghitam, bahkan kanker kulit. Jika tidak ingin berubah warna kulit akibat matahari, maka sebisa mungkin hindari aktivitas luar pada jam 10 pagi hingga 2 siang.

4. Kebiasaan dalam merawat kulit dan tubuh
Setelah seharian beraktivitas, maka sangat disarankan untuk selalu membersihkan wajah dan tubuh. Penggunaan produk perawatan wajah dan tubuh dapat membantu merawat warna kulit, sehingga tidak terlihat kusam. Nutrisi yang diterima kulit sangat membantu dalam menjaga kesehatan kulit wajah dan tubuh. Otomatis wajah juga akan tampak lebih cerah dan tidak kusam. Nutrisi untuk kulit bisa didapat dari produk perawatan kulit, mulai dari pembersih, toner, krim, masker, serum, dan lain-lain. Selain itu, bisa juga didapat dari suplemen untuk kulit seperti vitamin C, kolagen, vitamin D, dan E.

5. Penggunaan produk pemutih kulit wajah dan tubuh
Produk kecantikan untuk memutihkan kulit sangat banyak beredar di pasaran. Hal ini, seperti saya sebutkan di awal, dikarenakan promosi yang bermunculan di media menonjolkan pada putihnya kulit sebagai tanda kecantikan seseorang. Tidak ada salahnya menggunakan produk yang dikhususkan untuk memutihkan kulit, namun harus dipastikan bahwa produk tersebut aman dan cocok bagi kulit kita. Jangan sampai hanya karena termakan iklan, kulit kita jadi korban dan malah rusak. Kalau jenis kulit kita berminyak, maka sesuaikan produk pemutih kulit yang memang untuk jenis kulit yang kita punya. Satu hal lagi terkait produk pemutih, jangan jadikan keberhasilan pada orang lain sebagai patokan. Karena bagaimanapun, kulit setiap orang berbeda, sehingga apa yang cocok untuk orang lain belum tentu sama hasilnya dengan kulit kita. 

Jika langkah-langkah di atas sudah dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan kulit wajah dan tubuh kita bisa terlihat lebih putih dari sebelumnya.

Kemudian, pertanyaan selanjutnya apa iya kita perlu menggunakan produk pemutih jika kondisi kulit kita sawo matang? Seberapa perlunya?

Menurut saya, tidak perlu sampai menggunakan produk pemutih jika kulit aslinya bukan putih. Dengan rajin merawatnya, kulit kita akan dengan sendirinya terlihat lebih cerah. Justru yang lebih utama adalah memastikan bahwa kulit kita sudah sehat, karena kecantikan wajah justru lebih terpancar dari kulit yang sehat ketimbang kulit yang putih.


Rabu, 24 Januari 2018

Susu Jahe yang Menenangkan

Beberapa hari belakangan ini, cuaca terus menerus mendung, seringkali bahkan hujan turun. Yang pasti kalau di tempat saya tinggal, anginnya kencang sekali.

Tanpa harus menyalakan AC atau kipas angin, cukup buka pintu maka angin akan berhembus kencang dan dingin. Setiap kali cuaca mendingin ini, minuman hangat pasti jadi incaran. Teh hangat, kopi panas, atau coklat panas. Kalau saya, susu jahe panas.

Jahe yang memang pada dasarnya menghangatkan badan dicampur susu, ahhh nikmat sekali di kala cuaca dingin seperti sekarang ini. Susu jahe mudah sekali didapat, banyak angkringan yang buka di pinggir jalan atau di pusat kuliner setempat. Mau buat sendiri? Gampang! Jahe direbus, bisa ditambah gula merah. Kalau sudah mendidih air rebusan di saring, kemudian sajikan dengan tambahan susu, biasanya susu kental manis. Taraaa, minuman hangat favorit siap dinikmati.


Selasa, 23 Januari 2018

Tips Berwisata Murah Meriah

Siapa yang nggak suka jalan-jalan?

Semua pasti suka ya. Apalagi, zaman sekarang sudah banyak ulasan alias review tempat-tempat wisata menarik yang bisa di akses di media sosial, pastinya 'kekinian' dan instagrammable.

Akan tetapi, banyak orang yang masih beranggapan bahwa wisata justru ajang pemborosan. Terlalu banyak pengeluaran yang dibutuhkan, seperti biaya perjalanan, tiket masuk lokasi wisata, makan, dan sebagainya. Mereka ini pasti belum tahu bahwa ada loh tips untuk berwisata tanpa membuat kantung bolong.

Inilah beberapa tips berwisata murah meriah ala saya:
1. Planning atau perencanaan. 
Hindari berwisata tanpa perencanaan. Jika bisa merencanakan perjalanan beberapa waktu sebelumnya, kita bisa mencari promo tiket pesawat atau kereta misalnya. Ini jelas bisa menghemat pengeluaran utama. Selain itu, kita juga bisa menyiapkan rangkaian kegiatan yang akan kita lakukan, serta menghitung kisaran biaya yang akan dihabiskan untuk setiap kegiatan itu. Jika ada budget, maka perkiraan biaya bisa disesuaikan dengan anggaran tersebut.

2. Minta pendapat orang yang berpengalaman. 
Berpengalaman di sini dalam artian orang tersebut sudah pernah mengunjungi tempat wisata yang kita tuju. Biasanya mereka paham objek wisata mana saja yang memang perlu dikunjungi dan mana yang tidak direkomendasikan. Hal ini bisa menghemat waktu dan pengeluaran kita.

3. Hindari peak season
Berwisata memang asyiknya saat masa liburan. Akan tetapi, pada masa liburan ini biasanya harga yang diberlakukan di berbagai lokasi wisata adalah harga tertinggi. Jadi, usahakan cari waktu berwisata bukan di high season atau peak season. Selain budget bisa kita tekan, kita juga bisa menghindari kondisi terlalu ramai di lokasi wisata.

4. Hindari belanja atau makan di tourist spot
Umumnya penjual lokal akan mematok harga lebih tinggi dari harga di luar sana.

5. Bawa bekal makan atau minum sendiri. 
Jangan lupa bawa tikar atau alas duduk, sehingga tidak harus menyewa lagi di sana.

6. Tujuan wisata tidak harus yang jauh. 
Ajak keluarga ke lokasi pemancingan dekat rumah pun sudah masuk kategori berwisata.


Itu dia, sebagian dari tips untuk kita bisa berwisata murah meriah, tanpa harus merogoh 'kocek' dalam-dalam. 

Minggu, 21 Januari 2018

Kue Favorit yang Hanya Ada di Comal

Pernah dengar kue apem? Pasti dong ya! Coba digambarkan yang mana sih kue apem itu? Sejenis kue mangkuk kukus warna warni atau warna coklat? Atau kue yang mirip serabi? Paling tidak, gambar-gambar kue itu sih yang muncul saat saya cari di internet. Anehnya, tak satu pun dari gambar itu yang mendekati penampakan kue favorit saya saat masih kecil.

Apem yang jadi kue favorit saya itu bukan kue apem dari jenis yang banyak beredar di pasaran, melainkan apem yang hanya dijual di daerah Comal, Pemalang. Keluarga ibu saya asli dari Sragi, Pekalongan, yang juga berbatasan dengan wilayah Comal, Pemalang. Setiap masa mudik, pasti kami akan main ke Pasar Comal dan salah satu menu wajib yang dibeli adalah kue apem itu.

Menurut cerita yang beredar, kue apem ini asalnya dari daerah Kesesi yang merupakan wilayah dari kabupaten Pekalongan. Konon, hanya warga Kesesi, terutama daerah Bantul, yang dapat membuat apem dengan kualitas paling baik. Para pembuat apem biasanya memasarkan dagangannya di Pasar Kesesi dan Pasar Comal. Mungkin, karena pasar Comal lebih ramai dan besar, maka orang-orang lebih mengenal apem sebagai jajanan pasar tradisional khas Comal, Pemalang.

Sumber: pemalangpos.net


Kue apem khas Comal ini merupakan kue basah berwarna coklat, berbentuk bulat lempeng dengan alas daun pisang. Bahan pembuatannya hanya tepung beras dan gula jawa. Gula jawa yang digunakan menjadikan tekstur kue menjadi lengket dan manis. Namun, dari segi rasa, manisnya kue apem ini sangat pas dan khas, tidak menimbulkan rasa 'enek'. Proses pembuatannya masih tradisional, yaitu dengan alat berupa anyaman dan sarangan dari bambu untuk mencetak kue menjadi bulat. Anyaman ini belum tergantikan dengan material lain, seperti plastik, sehingga cita rasa kue apem masih terjaga hingga kini.

Meskipun tergolong kue basah yang tidak tahan lama, tapi kue apem ini tetap bisa jadi buah tangan lho. Saya sering meminta dikirimi kue apem ini, jika ada saudara yang pulang kampung. Namun, mesti diingat bahwa kue ini tidak tahan lama. Jadi, jika sudah lebih dari 6 – 8 jam, sebaiknya kue ini dikukus ulang terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, agar lebih sedap.


Kalau penasaran dengan rasa kue ini, cobalah main ke Pasar Comal. Oh iya, biasanya kue ini cuma ada di pagi hari.

#SatuHariSatuKaryaIIDN