Selasa, 17 November 2009

Page 1

Page 1

"Za, cari makan yuk!" Aku selalu bingung memilih makanan di foodcourt. Terlalu banyak pilihan untuk dicoba. Tapi sedikit beresiko memilih makanan tanpa tahu kualitas rasa. Rasa sesal yang datang kalau ternyata rasanya tak sepadan dengan harganya tak tertahankan. Alhasil, yang dipilih itu-itu lagi.

Inka dan aku berdiri mengikuti Neeza yang sudah terlebih dahulu memesan jus di konter minuman terdekat. Mie goreng cakalang menjadi tujuanku. Inka memilih menu bakmi ayam favoritnya.

Arisan bulan ini semestinya dilaksanakan di rumah Neeza, namun ternyata program renovasi yang dijadwalkan mulai bulan depan maju beberapa minggu lebih awal agar renovasi dapat selesai sebelum lebaran. Angan-angan bisa makan teriyaki enak buatan tante Fifi musnah. Sayang, bukannya makan di resto khusus malah kami dibimbing ke foodcourt. Yang penting sih gratisan.

"Gw ke D'Crepes ya." Inka dan Neeza kembali ke meja tempat yang lain mulai sibuk melahap makanan - bagi mereka yang sudah dapat pesanannya. Sementara aku membeli D'Crepes fla blueberry untuk dessert. Khawatir berat badan? Peduli amat. Salah satu prinsipku adalah makan untuk hidup, jadi kalau tidak makan berarti aku punya masalah dalam hidup.

Seorang teman pernah bilang bahwa curve is more sexy than skinny, don't you think so? Sebenarnya sih, itu hanya pembelaan diri semata. Siapa yang ngga suka dibilang seksi? Aku pribadi lebih suka dibilang manis dan sehat. Untuk itu aku ngga pernah melakukan sesuatu yang bodoh seperti berhenti makan hanya untuk menurunkan berat badan. Olahraga neng, itu kata sepupuku.

Duh, kenapa aku jadi teringat sepupuku itu? Sepupu terlarang, yang bahkan untuk teringat dia pun adalah sesuatu yang tak boleh aku lakukan sama sekali. Hhh, nasib memang kejam - atau takdir yang kejam? Mirip lagunya Desi Ratnasari ya, lagu yang dicekal MUI karena dianggap menghujat Tuhan sang penentu takdir. Kenapa bisa seperti itu? I don't really know.

Itu siapa ya? Ada seorang pria berdiri di dekat meja tempat kami kumpul. Apa dia teman salah satu temanku? Atau pacar? Wajahnya lumayan. Hoho, jangan mulai Aziza, gimana kalau itu ternyata pacar temanmu? Jangan mengulangi kesalahan yang sama.

Siapa yang berniat jatuh dalam lubang yang sama sih?

"Nama kamu siapa?" tanya cowok itu saat aku mendekat sambil menaruh D'Crepes dan minumanku.
"Ini siapa?" aku bertanya pada Inka yang kebetulan berada tepat di arah pandangku.
"Begini," cowok itu menjawab, "saya dan teman-teman sedang bermain truth or dare dan saya dapat dare untuk menanyakan nama semua yang duduk di meja ini."
"Oh," ujarku. Sesudah itu aku langsung melangkah menuju toilet. Sejak di konter D'Crepes aku sudah menahan keinginan ke kamar kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar