Senin, 05 Mei 2008

Tiga Menguak Stres

Sumber: Koran Tempo - Rabu, 01 Maret 2006

Meditasi, berhubungan seks, dan tertawa mujarab untuk mengusir stres.

Menjadi distributor produk perlengkapan rumah tangga bukanlah cita-cita Anita Hasril. Namun, kenyataan bicara lain. Melalui pekerjaan itu, ia justru mendapatkan kepuasan lahir dan batin. Tak sekadar materi yang ia kantongi. Dengan bertemu orang berbagai karakter, ibu satu putri ini mengaku mendapat banyak pengalaman, termasuk stres dikejar target.

"Kalau sudah akhir bulan, waktunya menghitung target, saya stres berat. Kerjaan saya memotivasi orang agar bisa menjual lebih baik," ujar kepala distributor wilayah ini. Dengan berbekal rasa ingin tahu bagaimana mengatasi stress, Anita bersama putrinya, Taurisna, berusaha mencari tahu seputar teknik mengolah stres. Beruntunglah mereka bertemu dengan konsultan manajemen stres, Lianny Hendranata, dalam seminar minggu lalu.

Menurut Lianny, stres adalah perasaan tegang yang diakibatkan oleh stressor. Penyebab stres bermacam-macam. Di antaranya intensitas perasaan yang ketat, peningkatan volume kerja, beban tanggung jawab yang lebih berat, target kerja yang meroket, atau lingkungan kerja yang berubah. "Tak ketinggalan, masalah dalam rumah tangga, baik dengan pasangan maupun anak, bisa memicu stres," kata Lianny.

Tanpa disadari oleh penderita stres, jika ketegangan dalam tubuh terus mereka pelihara, dikhawatirkan mereka akan mencapai puncak stres, yakni depresi. Jika
sampai pada titik ini, penderita stres akan mengalami gangguan perasaan yang berimbas pada kelainan perilaku, seperti murung, cemas, sedih, atau kehilangan semangat hidup, termasuk hilangnya gairah melakukan hubungan intim suami-istri.

Untuk mengatasi stres, menurut dia, syaratnya mudah. Cukup membuat tubuh dan pikiran Anda menjadi lebih rileks sehingga ketegangan menguap dan Anda bisa kembali menikmati hidup. Intinya, istirahatkan alat cerna, alat gerak, dan nalar Anda sehingga bisa mencapai keseimbangan tubuh.

"Rasa santai dalam tubuh dan otak akan membuat gelombang otak mencapai irama santai," kata perempuan yang sembuh dari penyakit kanker stadium empat ini. Karena saat melakukan kegiatan fisik yang membutuhkan konsentrasi tinggi, gelombang listrik di otak pun meningkat. Namun, dengan melakukan meditasi, gelombang listrik dalam otak mengalami penurunan.

Tak hanya meditasi yang bisa menghilangkan rasa tegang. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres, seperti berolahraga, menghibur diri, bahkan berhubungan seks dengan pasangan. Karena selain bertujuan untuk memperoleh keturunan, seks berfungsi sebagai rekreasi. "Jika berhubungan seks, apalagi
mencapai orgasme, Anda akan merasa sangat rileks. Dan itu baik untuk mengelola stres," kata Lianny.

Senada dengan Lianny, master reiki Armand Archisaputra menjelaskan bahwa stres berasal dari tekanan hidup yang semakin mengimpit sehingga diperlukan pelepasan
untuk melonggarkan dada. Salah satu caranya dengan melakukan terapi tawa.

Menurut pelatih terapi tawa ini, tertawa jauh lebih baik daripada marah, sedih, tegang, cemas, dan takut. Dengan bersedih, emosi yang tercipta akan terakumulasi
sehingga memproduksi unsur-unsur buruk bagi tubuh, seperti adrenalin, radikal bebas, asam laktat, dan asam lambung. "Jika terus menumpuk, unsur-unsur negatif ini akan menjadi racun yang memicu stres dan menghancurkan metabolisme tubuh," ujar Armand.

Di saat seseorang tertawa lepas, akan terjadi proses psikologis dan biologis yang serba positif. Misalnya, pembuluh darah melebar, paru-paru menjadi lebar, dan
oksigen yang terhirup akan semakin bertambah kapasitasnya. Jika ini yang terjadi, sel-sel tubuh akan memperoleh nutrisi lebih banyak dan akibatnya sistem kekebalan tubuh pun meningkat.

Jadi kini tak perlu risau lagi bukan jika Anda mengalami stres? Cukup bermeditasi, berhubungan seks, dan tertawa lepas. Maka ketegangan pun akan segera lenyap. DA CANDRANINGRUM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar