Pertengahan tahun lalu, tepatnya Juli 2017,
saya berkesempatan mengunjungi salah satu kota di pulau paling utara Jepang,
yakni Sapporo, Hokkaido. Pada kesempatan itu, saya dan teman ditugaskan untuk
menghadiri meeting tahunan dari kantor dan bertemu rekan-rekan dari perwakilan
kantor di beberapa negara Asia. Agenda selama kunjungan tersebut tidak hanya
meeting, tetapi juga kunjungan ke beberapa lokasi wisata di Sapporo. Salah satu
yang kami kunjungi adalah Shiroi Koibito Park.
Dari namanya, saya semula berpikir ini
hanya taman biasa. Akan tetapi, saat menyusuri jalan dari stasiun bawah tanah,
saya disuguhi bangunan dengan arsitektur cantik ala Eropa. Tidak ketinggalan
kanopi pada setiap jendela etalase. Saya pun kembali terpukau pada cantiknya
gerbang masuk Shiroi Koibito ini. Hamparan bunga mawar cantik bertebaran
memenuhi taman, dengan latar bangunan bergaya Eropa yang ternyata adalah
bangunan pabrik coklat yang sudah berdiri sejak tahun 1976.
Ada sekitar 120 jenis mawar yang ditanam
dan ditata dengan sangat cantik. Berbagai aksesoris juga memenuhi taman,
seperti air mancur, lengkungan bunga, bahkan ada terowongan kecil yang nantinya
akan memunculkan kita di tengah-tengah hamparan mawar. Taman ini dibuka untuk
umum dan kita tidak perlu membayar tiket masuk jika tujuannya untuk menikmati
keindahan taman.
Nah, seperti yang tadi saya bilang, tempat
ini bukan sekedar taman. Akan tetapi merupakan pabrik coklat yang dirancang
dengan sangat indah. Shiroi Koibito itu sendiri adalah nama merk dagang atas penganan
yang diproduksi oleh perusahaan Ishiya, Co.,Ltd. Bentuknya serupa dengan kue
lidah kucing yang berbentuk kotak dengan coklat ditengahnya dan disusun seperti
roti lapis. Di dalam bangunan bergaya Eropa itulah penganan khas Hokkaido ini
dibuat. Berhubung di antara rombongan kami ada orang Jepang asli, maka kami
tidak perlu menyewa tour guide. Selain itu, penjelasan yang ada juga tersedia
dalam Bahasa Inggris dan Cina.
Melalui lorong-lorong di lantai dua
bangunan tersebut, saya diajak untuk mengetahui sejarah pembuatan coklat dari
mulai biji hingga menjadi coklat yang bisa kita makan. Etalase berisi beragam koleksi
kotak coklat juga dipamerkan. Salah satu kotak coklat yang dipamerkan
bertuliskan ejaan Bahasa Melayu lama.
Memasuki pertengahan bangunan, lorong
dengan kaca menyajikan pemandangan langsung ke arah mesin-mesin pencetak
coklat. Beberapa pekerja terlihat sedang bertugas di ruangan bawah di antara
mesin pencetak. Kondisi pabrik terlihat sangat bersih dan hiasan di bagian atas
juga penuh dekorasi lucu.
Penjelasan proses pembuatan coklat dapat
dibaca pada poster-poster yang berada di sepanjang dinding lorong.
Setelah menyusuri jalur tur pabrik, kami
diarahkan pada toko souvenir yang menjual produk coklat original berbagai
varian rasa, dan juga beberapa jenis kudapan lain, seperti es krim, kue-kue
manis, dan sebagainya.
Di antara fasilitas yang ada, penyelenggara
juga menyediakan jasa foto professional di spot-spot tertentu. Hasil foto
tersebut nantinya bisa dicetak di kotak coklat khusus dan bisa jadi
kenang-kenangan kita.
白い恋人のチョコレートが大好き。Saya suka banget coklat ini apalagi rekan kerja saya dari Hokkaido rajin bawa coklat ini kalo habis pulkam ke Jepang hihihi. Btw, mbak Essi kerja di Jepang? Sugoiii
BalasHapus